Sedikitnya teman perjalanan, harga sebuah kemuliaan.

Rabu, 01 Januari 2014

#1Hari1Ayat: HARI KE-DUA




الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam. [QS. Al-Fatihah (1): 2]

Puji, memuji Alloh Ta'ala berarti menyanjung semua perbuatanNya. Kita menghadapkan seluruh puji hanya kepada Alloh, karena hanya Alloh Ta'ala saja sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Oleh karena itu memuji Alloh Ta'ala, dilakukan pada saat kita bersyukur (mengakui kenikmatan yang telah diberikan olehNya).

Tuhan, hanya Alloh Ta'ala sajalah, Robb (Tuhan) yang wajib ditaati, yang memiliki, mendidik, mengatur dan memelihara mahlukNya.

Alam adalah semua yang diciptakan oleh Alloh Ta'ala. Meliputi berbagai macam dan jenis, seperti alam manusia, alam ghoib (malaikat dan jin), hewan, tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Alloh Ta'ala adalah Sang Pencipta seluruh jagad raya yang tak terbatas dan seluruh isinya.

Maka begitu banyak kerusakan yang terjadi saat ini akibat tangan jahil, otak kotor serta mulut yang begitu mudahnya memerintahka suatu kejahatan. Untuk menyerukan makar terhadap Alloh Ta'ala.

Menasbihkan diri sebagai manusia yang 'merasa' bisa apa saja. Padahal kebisaan tanpa batas itu hanya milik Alloh Ta'ala. Fenomena ini banyak kita lihat saat ini pada dunia perpolitikan dan dunia perdukunan. Tsumma 'audzubillah.

Ayat-ayat Alloh Ta'ala diperjualbelikan dengan murah demi meraup keuntungan atas jabatan ataupun materi. Sebagaimana Alloh Ta'ala berfirman pernah menyerukan kepada Bani Israil yang begitu dalam tenggelam kepada kekufuran. Hilangnya rasa syukur dari hati dan diri mereka, sehingga dengan berani memutar balikkan firmanNya demi keuntungan kaumnya.

Dalam frase terakhir surat Al-Baqarah (2): 41, Alloh berfirman: dan jangalah kamu menukar ayat-ayatKu dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Aku lah kamu harus bertakwa.

Kaum Bani Israil menyandarkan segala kesuksesan hidupnya itu kepada para murabbi'-nya (para pemimpin agamanya). Padahal telah jelas dalam Surat Al-Fatihah (1): 2, bahwa hanya kepada Alloh lah semua rasa syukur, terima kasih itu ditujukan. Tanpa perlu perantara (wasilah) siapapun.

Maka jika kita berpikir bahwa si Fulan, si Fulana, si Fulani lah perantara keberhasilan atau kesuksesan kita. Karena dialah kita bisa begini atau begitu, maka hati-hati. Apakah kita mau seperti contoh yang telah disampaikan oleh Alloh Ta'ala tadi. Menjadi bagian dari kaum Bani Israil yang telah mengkufuri nikmat-nikmat dariNya.

Jikapun keberhasilan hidup kita raih. Sesungguhnya karena usaha/kerja keras, perjuangan serta bantuan dari teman atau kolega kita untuk kelancaran segala usaha kita itu. Keberhasilan yang sebenarnya tak bisa dilepaskan dari pertolongan Alloh Ta'ala, Sang Pemilik Segala Keberhasilan.

Lalu kemudian ada satu pertanyaan: boleh kah kita meminta bantuan doa kepada orang lain?

Jawabnya tentu saja boleh. Sebab manusia memiliki sifat sosial, yaitu saling membantu dan bekerja sama. Tapi ingat, doa seorang muslim hanya akan sampai kepada saudara muslim lainnya. Itupun karena keberkahan serta Rahman dan Rahimnya Alloh Ta'ala.

Bukan orang yang kita mintai tolong itu penyebab keberhasilan atas doa-doa tersebut. Apalagi jika untuk mendoakan harus disertai dengan syarat-syarat tertentu. Misalkan denga memaharkan dengan nilai uang tertentu. Maka hal-hal yang seperti inilah yang sesungguhnya melenceng dari maksud doa itu sendiri.

Sebab untuk sukses atau tidaknya seseorang, Alloh Ta'ala tidak pernah meminta bayaran sepeserpun. Ketakwaan itulah sebagai perantara yang telah di jelaskan dalam ayat di atas. 


5 komentar:

  1. matur nuwun, mbak.
    mencoba menulis untuk berbagi.

    BalasHapus
  2. Postingan yang insya Allah sangat bermanfaat. Jadi, ada blog yang khusus membahas masalah Al-Quran. Jadi, menyentil diri sendiri juga untuk membaca Al-Quran setiap hari ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaalloh demikian Bang Aswi. Umur miliki Alloh. Kita tak tahu, kapan umur itu akan diminta lagi. Ini adalah salah satu ikhtiar untuk selalu mengingatNya.

      Matur nuwun diampiri.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Intinya alam itu milik Allah dan harus dipergunakan sebagaimana mestinya oleh umat. Tapi jika umat ngawur mengelola alam, Allah jadi murka, ujungnya diturunkan lah bencana alam dimana-mana

    BalasHapus

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger
By Nuzulul Arifin. Diberdayakan oleh Blogger.

Tukar Link Yuk...

Create your own banner at mybannermaker.com!

Translate