Sedikitnya teman perjalanan, harga sebuah kemuliaan.

Minggu, 05 Januari 2014

#1Hari1Ayat: HARI KE-LIMA



إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkau-lah yang kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami meminta pertolongan.. [QS. Al-Fatihah (1): 5]

Menyembah yang dimaksudkan adalah kepatuhan dan ketundukan yang timbul oleh perasaan sebab kebesaran Alloh Ta'ala, sebagai Tuhan yang wajib disembah, karena keyakinan bahwa hanya Alloh Ta'ala sajalah yang mempunyai kekuasaan mutlak atas hambaNya.

Pertolongan yang dimaksud adalah hanya ditujukan kepada Alloh Ta'ala saja, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sanggup maupun yang tak sanggup diselesaikan dengan kemampuannya sendiri. 


Ayat ke-5 ini seolah memperkuat ayat ke-5 bahwa Dia lah, Alloh Ta'ala pencipta segala apa yang ada di langit dan di bumi. Penunjuk jalan bagi ummatnya yang menginginkan kehidupan di dunia maupun di akhirat. Sumber segala sumber hukum atas manusia. Tiada keraguan sekali pun terhadap hukum yang dibuat olehNya.

Oleh karena itu, segala kerusakan yang ada di muka bumi pada hakekatnya adalah karena sikap congkak, tamak serta kufur atas nikmat yang telah dilimpahkan olehNya. Lalu jika seperti itu? Mengapa masih saja manusia tidak bersegera tunduk atas perintahNya. Serta bersegera diri untuk menjauhi segala laranganNya?

Hal itu tak lain dan tak bukan karena manusa dianugerahi otak/pikiran dan perasaan. Sekaligus janji iblis kepada Alloh Ta'ala sesaat setelah Adam diciptakan dari tanah. Yang oleh Alloh disebutkan bahwa derajatnya paling mulia di sisinya. Padahal manusia (Adam) diciptakan 'hanya' dari tanah. Demikian pemikiran iblis saat itu.

Sehingga iblis pun berjanji di hadapan Alloh Ta'ala untuk membujuk para manusia keturunan Adam. Termasuk Adam sendiri di dalamnya. Untuk menjadi pengikutnya, yang akan diajak masuk bersama-sama ke neraka jahanam.

Adam yang akhirnya makan 'buah' khuldi itupun hasil dari kerja keras iblis. Agar Adam mau menentang perintah Alloh Ta'ala, yaitu larangan untuk makan 'buah' khuldi. Namun mengingat kekhilafan ini, Adam pun segera bertaubatan nasukha meski konsekuensinya tetap ada. Yaitu 'dibuang' oleh Alloh ke bumi.

Demikianlah manusia. Justeru dengan kemuliaannya itu menjadi ujian bagi dirinya. Kisah Adam, Qobil dan Habil serta para pendahulu yang banyak tertuang dalam ayat-ayat Al-Quran masihkah kurang kuat? Sehingga dengan mudahnya kita melalaikan perintah-perintah Alloh Ta'ala.

Apalagi di jaman seperti ini. Berbagai godaan berupa materi, jabatan serta wanita kadang membutakan mata batin manusia. Hal-hal tak masuk akal pun kadang ditempuh untuk mendapatkan itu semua. Dukun jadi jujugan, makam penuh sesak dengan berlaksa lantunan 'doa' yang mengharapkan kemuliaan itu. Sementara masjid dan mushola di sisi yang lain, sunyi. Sepi tiada penghuni.

Berbagai macam trik manusia untuk mencapai kemuliaan. Bahkan menjual ayat-ayat Alloh Ta'ala itu sendiri untuk mencapai kebesaran materi serta pengaruh. Tsumma 'audzubillah. Semoga kita tak termasuk golongan yang tersesat. Apalagi yang menyesatkan.

Maka sandarkanlah keluh kesahmu hanya pada Dia. Sebab hanya Dia lah pangkal segala urusan agar dapat diselesaikan. Tak ada pemberi solusi sehebat Dia. Maka tetap tawadhu', sabar dalam iman serta ikhlas dalam menjalani rintangan hidup. Itu semua adalah modal utama agar kita bisa dekat denganNya.




0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger
By Nuzulul Arifin. Diberdayakan oleh Blogger.

Tukar Link Yuk...

Create your own banner at mybannermaker.com!

Translate