Satu kata. Berlaksana makna. Bisa kau tuliskan. Bisa kau gambarkan. Bahkan bisa menjadi sesuatu yang bukan apa-apa. Sebab kau lah sendiri yang memberi makna. Kau sendirilah yang bisa buat rangkaian kalimat atau paragraf. Atau banyak cerita dalam setiap peristiwa yang kau lalui.
Tapi tahukah? Sesungguhnya hanya satu yang patut kau persembahkan atas nama kata itu. Satu persembahan tertinggi atas manusia kepada Sang Empunya. Lainnya hanyalah fatamorgana yang kadang membutakan kita.
Tak tahukah? Jika fatamorgana itu seringkali menohok kesadaran kita. Untuk mengorbankan sesuatu yang seharusnya tak perlu kita korbankan. Termasuk perasaan dan hati kita salah satunya. Berbagi kenyataan yang seringkali membuat kita tidak nyaman. Lalu enggan menyematkan semangat dalam langkah gerak kita.
Coba kau tengok sebentar ke belakang. Sudahkah engkau demikian? Pejamkan mata sebentar. Lalu bentangkan satu per satu hruf dari kata itu di langit jiwamu. Rasakan dengan khitmad, apakah engkau sudah nuju arah Sang Azali Syahda?
Jika belum mampu mengatakan. Sudah seharusnya engkau pelan saja berjalan. Sambil menata hati dan jiwa. Untuk kembali menyadari. Darimanakah sebenarnya dirimu ada?
Tapi tahukah? Sesungguhnya hanya satu yang patut kau persembahkan atas nama kata itu. Satu persembahan tertinggi atas manusia kepada Sang Empunya. Lainnya hanyalah fatamorgana yang kadang membutakan kita.
Tak tahukah? Jika fatamorgana itu seringkali menohok kesadaran kita. Untuk mengorbankan sesuatu yang seharusnya tak perlu kita korbankan. Termasuk perasaan dan hati kita salah satunya. Berbagi kenyataan yang seringkali membuat kita tidak nyaman. Lalu enggan menyematkan semangat dalam langkah gerak kita.
Coba kau tengok sebentar ke belakang. Sudahkah engkau demikian? Pejamkan mata sebentar. Lalu bentangkan satu per satu hruf dari kata itu di langit jiwamu. Rasakan dengan khitmad, apakah engkau sudah nuju arah Sang Azali Syahda?
Jika belum mampu mengatakan. Sudah seharusnya engkau pelan saja berjalan. Sambil menata hati dan jiwa. Untuk kembali menyadari. Darimanakah sebenarnya dirimu ada?
0 komentar:
Posting Komentar